Posted on
October 10, 2009 by mazgun
Jika kita melihat karya-karya seni
rupa yang berkembang pesat dan kian beraneka ragam jenisnya terkadang membuat
kita kesulitan menggolongkan karya-karya seni rupa tersebut. Begitupun dalam
menyebut atau memberi nama sebuah karya seni rupa seringkali masih kurang
tepat, bahkan jauh dari pengertian yang sesungguhnya. Hal tersebut lebih
dikacaukan lagi dengan tidak adanya batasan dan fungsi yang pasti dalam proses
pembuatannya. Sebagai contoh karya-karya seni terapan yang pada kenyataannya
tidak memiliki fungsi secara praktis terhadap kebutuhan fisik manusia, namun
hanya sekedar bertujuan dekoratif atau menghias saja. Demikian pula pada
sebagian karya seni murni yang ternyata tidak sekedar memenuhi kebutuhan
estetik semata, namun dapat berfungsi menopang kebutuhan hidup manusia secara
fisik, atau dengan kata lain memiliki nilai pakai.
Kenyataan seperti di atas memang
dapat terjadi pada sebagian karya seni rupa. Namun, jika kita lihat pendekatan
secara umum kita dapat menggolongkan karya-karya seni rupa sebagai berikut:
1.Karya
Seni Rupa Murni (Fine Art)
Karya seni rupa murni merupakan
jenis karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau
nilai-nilai keindahan semata, terlepas dari fungsi praktis. Karya semacam ini
dibuat untuk kepentingan mengekspresikan emosi atau perasaan penciptanya. Yang
tergolong karya seni murni yaitu seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni
lukis merupakan karya yang umumnya berbentuk dua dimensi dan dibuat di atas
permukaan kertas, kanvas, dinding, kaca dan bahan lain yang memungkinkan untuk
itu. Bahan pewarna yang digunakan dpat menggunakan cat, tinta, arang, pensil
dan lain-lain. Ada pula karya seni lukis yang dibuat pada tubuh manusia yang
lazim disebut body painting. Teknik melukis dapat beragam. Secara konvensional
dengan menyapukan bahan pewarna menggunakan alat berupa kuas, namun ada pula
teknik melukis yang memanfaatkan plototan cat dari tubenya, atau bahkan dengan
sapuan jari-jari tangan senimannya. Seni patung merupakan karya seni rupa yang
berbentuk tiga dimensi (dapat dinikmati dari beberapa arah pandang) dibuat
dengan menggunakan berbagai media seperti, kayu, batu, semen, fiber, lilin,
tanah liat atau bahkan es. Teknik membuat patung menyesuaikan dengan bahan yang
dipakai, dengan cara membentuk dengan tangan, membutsir, memahat, ataupun
dengan teknik cetak. Corak seni patung juga bermacam-macam, ada patung
naturalis yang menggambarkan benda seperti wujud asli yang ada di alam, ada
pula yang bercorak abstrak sehingga sulit dikenali bentuknya. Sedangkan seni
grafis merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan teknik cetak seper teknik cukil, lithografi, teknik
cap, cetak sablon,
teknik cukil,
lithografi, cap, cetak sablon dan lain-lain. Seperti halnya seni lukis, seni
grafis dibuat untuk tujuan mengekspresikan emosi dan gagasan senimannya.
2.
Seni Rupa
Terapan (Applied-Art)
Berbeda dengan seni rupa murni,
seni rupa terapan dibuat dengan mengutamakan tujuan praktis, dengan kata lain
dimanfaatkan fungsi pakainya untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia.
Namun demikian karya seni rupa terapan diupayakan memilki nilai artistik pula.
Membuat karya seni rupa terapan tidak sebebas membuat karya seni rupa murni
karena di dalamnya harus mempertimbangkan persyaratan-persyaratan tertentu,
seperti syarat keamanan (security), kenyamanan (comfortable), dan keluwesan
dalam penggunaan (flexibility).
Mengingat banyaknya jenis karya
tersebut, maka karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu desain dan kriya. Desain merupakan karya seni yang dibuat berdasarkan
pesanan atau permintaan clien (pemesan). Yang termasuk dalam karya desain
yaitu; desain
grafis (desain komunikasi visual), desain arsitektur (rancang bangun), dan desain produk. Karya desain grafis adalah
karya yang dibuat untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada publik atau
khalayak umum seperti poster, iklan, baliho,
selebaran, pamflet, banner, kartu
ucapan, desain undangan dan
lain-lain. Desain arsitektur adalah karya seni rupa yang bertujuan memenuhi
kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal dan fasilitas umum seperti rumah,
gedung, tempat ibadah, jembatan dan lain-lain. Sedangkan desain produk
merupakan karya seni rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seerti
perabot rumah tangga, alat elektronik, alat komunikasi, alat transportasi,
aksesoris, busana, dan lain-lain.
Ketiga jenis desain di atas umumnya
dibuat dengan menggunakan alat-alat berteknologi modern dan mamanfaatkan
bahan-bahan sintetis atau bahan buatan. Karena dibuat dengan menggunakan mesin,
maka produksinya dapat dibuat dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat, namun unsur ekspresi tidak tersampaikan secara bebas karena prosesnya
tidak melibatkan sentuhan tangan langsung dari penciptanya.
Seni kriya atau seni kerajinan
memilki perbedaan dengan desain. Kebanyakan karya seni kriya dibuat secara
tradisional dengan keterampilan tangan pembuatnya dan banyak memanfaatkan
bahan-bahan alam seperti kayu, bambu, batu, logam, tanah liat, kulit binatang,
dan lain-lain. Karya seni kriya kini banyak digemari karena unsur keasliannya,
tak heran orang-orang banyak yang merasa bangga mengoleksi barang-barang kriya
daripada barang-barang buatan pabrik. Yang termasuk dalam golongan karya seni
kriya diantaranya; keramik (gerabah), ukir kayu, kerajinan kulit, anyaman, batik, dan kerajinan
logam.
Pada perkembangannya jenis seni
kriya jauh lebih banyak mengeksplorasi bahan-bahan alam seperti kulit kerang,
batu-batuan, bahkan tumbuhan. Banyak pula sebagian bahan limbah dan bahan
sintetis yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan seperti limbah
plastik, kertas, karet, dan lain-lain. Sekalipun memanfaatkan bahan buatan,
namun karya-karya semacam ini tetap digolongkan dalam seni kriya. Barangkali orang-orang
lebih banyak melihatnya dari segi proses membuatnya yang mengandalkan
kreativitas dan keterampilan tangan ketimbang dari segi bahan. Kini seni kriya
tumbuh makin pesat di Indonesia. Banyak daerah-daerah yang kemudian menjadi
sentra-sentra kerajinan. Kondisi geografis dan demorafi Indonesia merupakan
faktor pendukung menjamurnya seni kerajinan Nusantara.